Gas Detector, Infrared dan Ultraviolet

By | 18 Oktober 2010

Sebetulnya posting ini merupakan comotan diskusi dengan seorang teman di page “about” yang berisi diskusi mengenai gas detector, menarik juga sepertinya kalau dibuat posting.

Ini dia cuplikan diskusinya:

Pertanyaan:

Sampurasun, Kang boleh ikut bertanya, bahasannya agak melenceng, tentang Anti Fire equipment, tapi masih diwilayah toekang instrument. Saya pernah ikut instalasi UV/IR/UVIR punyaannya Detronics, tapi kebetulan biasanya masang yang masih perawan baru keluar dari pabrik, jadi belum pernah nemuin masalah atau kendala yang aneh-aneh. Pertaanya, masalah atau kendala apa saja yang sering muncul dilapangan pada sensor UV/IR/UVIR dan atau sensor anti fire laiinnya? Mohon dijelaskan dari masalah sepele sampe yang paling bikin sebel toekang maintenance, kalo bisa dibikin postingan bahasannya Kang, boleh ya?:maksa: hehehehe

Haturnuhun

Jawaban:

teknisiinstrument September 21st, 2010 REPLY:

Rampes… Wah… jadi isin ditaros ku master mah yeuh… hiks…

Anti Fire Equipment, kalo di tempat kerja saya panggilannya Fire and Gas System, karena merupakan kombinasi antara gas detector, flame detector, heat detector, smoke detector dan terintegrasi ke fire water, deluge system, dan fire suppression lainnya, seperti CO2 system. Point IR gas detector.

Yang sering sering timbul masalahnya adalah optik yang kotor, infrared lamp-nya yang mati, atau bahkan sensor IR-nya yang mati, tapi biasanya hanya satu indikator yang ditunjukkan: FAULTY. hehehe.. ya memang, menyedihkan, jadi kalo udah faulty, memang sepertinya harga mati untuk diGANTI dengan yang beru. Tapi seiring ada beberapa hal yang bisa kita lakukan sebelum memutuskan untuk mengganti, karena gas/flame detector itu harganya muahal sekualliii… (katanya).

Untuk IR gas detector: kalo dilengkapi dengan dust filter, silakan periksa dan bersihkan dust filternya secara rutin. Lakukan function test dan/atau Sensor calibration secara berkala. Open Path Gas Detector Kalo OPGD (Open Path Gas Detector) masalah yang sering terjadi selain bagian optiknya, ialah karena mis-alignment, atau cahaya IR dari transmitter tidak mengenai bagian receivernya. oleh karenanya biasanya indikasinya adalah “Beam Blocked”, obatnya biasanya dengan re-alignment dan re-calibration, setelah itu di-function test.

IR/Triple IR/UV/UVIR flame detector. Sebagaimana kita ketahui, mereka bekerja berdasarkan sinar Inframerah atau ultraviolet, sehingga pasti ada komponen optik di dalamnya, entah itu lensa, entah itu photosensor dll. kotoran biasanya jadi penyebab yang paling sering mereka faulty. beberapa manufacturer memiliki cairan khusus untuk membersihkan bagian optic dari flame detector. Tapi masalah yang peling menjengkelkan adalah kalau signal drift, karena kebanyakan flame detector tidak bisa “field calibration”, kalo diukur oleh mA meter, menunjukkan angka, dan sepertinya normal. Misalnya gini: Kalo flame detector normal, dan tidak “melihat” api, maka dia akan mengirim sinyal 4mA, dan controller menerjemahkannya “NORMAL”, Kalau flame detector “melihat” api (bisa disimulasikan dengan flame simiulator), dia akan mengirimkan sinyal 18mA (misal), dan controller menerjemahkannya sebagai “FIRE”, kalau flame detector mengirim sinya di bawah 4mA atau di atas 20mA (ini hanya contoh) maka controller menerjemahkannya sebagai “detector faulty”. Nah.. bagian pusingnya ini: kalau kita simulasikan dengan fire simulator (berupa lampu yang memancarkan cahaya IR atau UV yang memiliki frequensi sama dengan frequensi UV/IR yang timbul pada api) flame detector mengirimkan sinyal 17.9999mA, sedangkan detector menerjemahkannya masih “NORMAL”, jadi, mau nggak mau harus ganti… Sok rada ngabatin pami ngagentos nu model kieu teh…

Tambahan: Pada beberapa detector, mungkin dilengkapi dengan menu “SOFT RESET” pada hand-held-nya, ini bisa kita lakukan kalau yang fisik tidak bisa menyelesaikan masalah, maka software (firmware)-nya kita reset, ada kalanya juga harus melakukan recycle power, dimatikan powernya kemudian hidupkan kembali… Oh ya.. tambahan (lagi), bisanya kalo peralatan safety seperti flame/gas detector, suka ada pemberitahuan “NO SERVICEABLE PART INSIDE”, boleh percaya boleh tidak… tapi kalau ingin taat hukum sertifikat, harus percaya.. hehehehehehe, kalau ingin berfikir sampai resistor-capacitor-transistor level… silakan saja tidak percaya… ya.. tergantung kebutuhan.. hehehe Semoga bisa menjawab, kalopun tidak kita cari lagi jawabannya sama-sama…

Salam, TeknisiInstrument

13 thoughts on “Gas Detector, Infrared dan Ultraviolet

  1. dian

    selamat malam. kalau boleh mau tanya ni pak,terus kenapa kebanyakan flame detector memakai UV dan IR? maaf pak kalau pertanyaannya terlalu mendasar dan polos.

    nuwun.

    Reply
    1. TeknisiInstrument Post author

      Selamat malam juga Pak Dian,

      Kebanyakan flame detector memakai UV dan IR, menurut referensi yang pernah TeknisiInstrument baca, hal ini disebabkan karena flame (kita sebut saja api) memikin spektrum cahaya infrared dan ultraviolet yang khas. Bisa saja kita pakai sensor cahaya untuk mendeteksi api, tapi cahaya memiliki spektrum frekuensi yang sangat lebar, bisa saja cahaya dari matahari juga dianggap api oleh detektor, jika detektornya menggunakan cahaya.

      Api memiliki pancaran cahaya ultraviolet (UV) dan infrared (IR) yang khas. Kebanyakan kebakaran di dunia industri karena banyaknya material mudah terbakar yang berbahan hidrokarbon (minyak dan gas bumi dan produk-produknya). IR/UV flame detector sangat sensitif terhadap kebakaran yang diakibatkan oleh terbakarnya material hidrokarbon tersebut. Karena api yang akibatkan oleh terbakarnya material hidrokarbon memiliki spektrum cahaya infrared dan ultraviolet yang khas. Silakan lihat grafik panjang gelombang cahaya yang diakibatkan oleh api dalam link berikut:
      https://www.teknisiinstrument.com/wp-content/uploads/2010/11/uv_ir-hc-spectrum.jpg

      Semoga membantu.

      Salam,
      TeknisiInstrument

      Reply
  2. dika

    kang mau tanya nie?

    tau gas chromatograph (gc) gx?
    soal ya di tempat saya kerja gc ya dah bnyak yg di modif. jadi saya kesulitan klo ada trouble… yang mau ditanya? sensor sensor gc apa aj.
    truz skrg lg ada trouble.. waktu beberapa minggu lalu. ganti regulator truz pengen di operasikan. setelah saya on kan truz supply helium dah masuk. settingan dah oke.( sesuai prosedur) tapi pembacaan gc masih gx stbil?

    satu lagi kang gmana cara ya supaya pembacaan gc yang di lapangan pengen tampil ke komputer control room. padahal lan ya dah connect truz ip address dan subnet mask ya dah sesuai sama prosedur tapi pas mau buka software symantec pcAnywhere gx connect2? gmn kaqng?

    maaf bgt kang banyak pertanyaan….

    mohon bantuan ya?

    km 32

    Reply
    1. TeknisiInstrument Post author

      Kang Dika,

      Saya pernah denger Gas Chromatograph. 🙂
      Kalo boleh tahu, merk apa GC-nya?

      Kalau saya tidak salah, ada beberapa tipe detektor untuk mengukur GC:
      – Thermal Conductivity Detector
      – Flame Ionization Detector
      – Flame Photometric Detector

      Pembacaan GC tidak stabil (mungkin kadang membaca kadang tidak?) bisa disebabkan beberapa hal, misalnya karena sample flow tidak stabil, karena ada kebocoran pada sampling system, karena detektor yang sudah tidak berfungsi dengan baik dan benar. Juga bisa diakibatkan oleh timing sample valve yang kurang pas, sehingga ada peak yang tidak ter-capture oleh system.

      Setahu saya, PCAnywhere itu adalah software untuk remote desktop, yaitu kita bisa mengoperasikan komputer yang berada di tempat lain, dari komputer yang ada di dekat kita, dengan sarana network yang sudah ada (bisa LAN, dial-up, etc).

      Jika ingin menampilkan data-data hasil bacaan GC di control room, jika sudah ada HMI yang terpasang, bisa poling data dengan menggunakan MODBUS, bisa melalui LAN(TCP/IP), bisa menggunakan RS232, RS485 dll. Dengan catatan GC-nya memiliki kemampuan kominikasi dengan protokol MODBUS.

      Salam,
      TeknisiInstrument

      Reply
  3. jaka

    blog yang menarik.
    mohon kirim via email info2 terbaru persoalan HMI dan SCADA ada dak ? salam kenal

    Reply
    1. TeknisiInstrument Post author

      Pak Jaka,
      Terima kasih.

      Wah.. bisa lebih spesifik, masalah apa ya? Mungkin saya pernah mengalami masalahnya…

      Salam,
      TeknisiInstrument

      Reply
  4. deni

    kang, saya mohon bantuan nii,,
    pernah tau gas detector portable sperian ga kang??saya bingung ko gas detector itu baru beli tapi saat di pakai pertama kali normal namun saat dipakai ke 2 kalinya tidak mau “on” alias matot,,setelah dicharge 4 jam-an pun tetap not responding,,kira” dimana masalahnya ya kang?

    Reply
    1. TeknisiInstrument Post author

      Pak Deni,

      Maaf sekali, saya belum pernah berkenalan dengan portable gas detector sperian.
      Kalau memungkinkan, coba diukur tegangan batrenya, mungkin saat charging tidak masuk.
      Kalau ada dua unit, coba di-swap batrenya.

      Salam,
      TeknisiInstrument

      Reply
  5. Rama Kurniawan

    Assalamualaikum kang, maaf kang tau tentang transmitter dragger polytron 2 ir 334 ( gas metana ). Bisa coba akang jelasin prinsip kerjanya engga kang? Terimakasih.

    Reply
  6. zen

    selamat malam kang, saya lagi memiliki masalah ttg signal under voltage 4-20 ma, kira kira masalah tersebut pada peralatan yang mana ya ?
    dan mungkin agan ada share pengalaman mengenai masalah tersebur. kami saat ini memakai IR cr…..

    Reply

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*