Melihat jumlah komentar pada page “about me” yang lumayan banyak sehingga terlalu panjang untuk di-scroll. Ternyata hal ini ada yang memperhatikan, yaitu salah satu teman dari TeknisiInstrument yang juga merupakan kontributor artikel dan penyumbang saran, yaitu Kang Ruhe.
Kang Ruhe meperhatikan, ternyata kebanyakan komentar itu berupa diskusi aktif dari pembaca satu dengan pembaca lainnya serta dengan TeknisiInstrument, untuk itu, lahirlah halaman ini, TeknisiInstrument menamainya “Tanya♥Jawab”. Mengapa ada tanda “hati” di antara kedua kata tersebut? Karena tanda hati identik dengan “cinta”, jadi kalau pertanyaan dikawinkan dengan jawaban, maka akan menjadi tambahan ilmu bagi penanya dan penjawab.
Saran: Jika ingin menuliskan bahan diskusi atau bertanya, ada baiknya mencari topik yang ingin ditanyakan pada posting yang sudah ada, siapa tahu pernah didiskusikan di posting tersebut.
Terima kasih kepada Kang Ruhe atas ide briliannya ini.
Untuk itu, jika ada hal yang ingin didiskusikan, pembaca bisa menulis komentar di halaman ini.
Selamat berkomentar.
Salam,
TeknisiIstrument
mau tanya apakah pressure gauge dapt dikalibrasi… & dimanakah saya bisa mendapatkan alat kalibrasinya… trimakasih
hub.saya natalis04@yahoo.com
Pak Siswanto,
Salam Kenal Pak…
Ada pressure gauge yang bisa dikalibrasi, ada juga yang tidak. Untuk meyakinkan apakah bisa dikalibrasi atau tidak, kita bisa mengacu pada manual book dari pressure gauge bersangkutan.
Kalibrasinya bisa menggunakan DWT (Dead Weight Tester), atau bisa juga menggunakan precision test gauge sebagai acuan saat mengkalibrasi.
Sebagai bahan bacaan, dari salah satu manufacturer: http://www.ashcroft.com/products/pressure_gauges/test/upload/BigAshGaugeI-M.pdf
Salam,
TeknisiInstrument
Salam kenal, kang…
saya septian, siswa smkn1 cimahi angkata 35 jurusan kontrol proses. Bisa dibilang saya masih NEWBIE dalam ilmu instrumentasi ini. selama masa belajar di STM dan waktu prakerin, saya belajar banyak mengenai instrumentasi namun sekarang setelah membaca beberapa artikel di Blog ini tempo hari, saya merasa ilmu yang saya dapatkan sangat sedikt.
lalu saya penasaran mengenai orang-yang-berada-dibalik-blog-ini, setelah kesana kemari mencari info. saya bertemu dengan teman saya. lalu saya bertanya mengenai hal tersebut. tetapi teman saya malah men”jitak” kepala saya dan berkata ” Belegug siah… te nempo
, sakitu ngajeblag aya di menu na… bisa maca te “about me”..trus klik”. siangnya saya ke warnet dan mengklik About me tersebut trus sy baca. eh.. ternyata alumni KP oge gening nu nyeunna…hehehe..
ga nyangka kang, ternyata yang buat blog ini lulusan KP juga. mun kitu mah naroskeun sagala rupa ttg instrument na jadi te pati era….
punten nya kang, comment sy panjang pisan. kumaha deui geus kaduhung atoh…hehehe..
padahal intinya saya cuma mau menyampaikan salam perkenalan dan berterima kasih kepada akang yang membuat Blog Teknisiinstrument ini. berkat blog ini, beberapa materi yang saya butuhkan untuk membuat karya tulis bisa didapat.
Hatur nuhun pisan kang….
Kang Septian,
Salam kenal kembali.
Alhamdulillah syukur kalo tulisan di blog ini bisa digubakan.
NEWBIE adalah pertanda orang yang selalu mempelajari hal baru, kalau sudah master, kenapa harus belajar… hehehe…
Ayo belajar bersama…
Salam,
TeknisiInstrument
Assalamu’alaikum kang Ade, kumaha damang kang?
mau nanya kang, ckp bnyk referensi di internet yg telah membahas perbedaan SCADA dg DCS, tapi sy ingin statement dr kang ade yg sdh berpengalaman mengenai perbedaan2 antara teknologi SCADA dg DCS?levelnya sama atw beda kang?
hatur nuhun.
Wa alaikum salam.
Alhamdulillah damang.
Kang Umar, sama, saya juga masih belajar, dan sayapun masih minim pengalaman.
Menurut saya, SCADA merupakan integrasi beberapa sistem dari vendor yang berbeda dan bisa juga dengan platform yang berbeda, misalnya, beberapa PLC yang tergabung dalam sebuah network, misalnya PLC merk A, B dan C, misalnya lagi ada tambaha special purpose package controller, kemudian terhubung ke dalam sebuah HMI (Human Machine Interface), Historical Data Base, katakan saja merk-nya X, Y dan Z, dll. Melalui HMI, sang operator bisa melakukan supervisory dan akuisisi (pengambilan) data dari perangkat kendali tadi (PLC, Controller, dll) kemudian bisa melakukan kendali penuh atau sebagian terhadapa perangkat kendali tadi.
Komunikasi antara satu device dengan device yang lain biasanya menggunakan protokol komunikasi umum seperti OPC, DDE, Modbus dll.
Sedangkan DCS (Distributed Control System), menurut saya, sesuai namanya merupakan sebuah sistem kendali terdistribusi, biasanya merupakan sebuah paket dari vendor yang sama, misalnya merk Honeywell, Yokogawa, Rosemount dll. Umumnya, paket DCS terdiri dari controller, communication devices, programming tools, HMI, historical database merupakan satu paket dan saling membutuhkan satu sama lainnya. Umumnya saling ketergantungan antara satu dan lainnya. Komunikasi antara perangkat satu dengan perangkat lainnya biasanya menggunakan protokol komunikasi khas dari vendor bersangkutan.
Pada prakteknya, adakalanya sistem SCADA menjadi salah satu objek kendali dari DCS jika pada sebuah sistem yang besar, terdapat perangkat kendali di luar cakupan DCS itu sendiri. Biasanya DCS memiliki kompabilitas komunikasi data dengan menggunakan protokol komunikasi umum seperti Modbus, OPC, DDE dll.
Itu hanya pendapat pribadi, mohon maaf jika kurang pas.
Salam,
TeknisiInstrument
dear kang ade,
salam kenal,
kang saya mau bertanya, bagaimana cara menentukan LRV & URV DPT yang digunakan untuk pengukuran level pada tanki silindris posisi horizontal (posisi tidur)..
trims..
Dear Kang Setia,
Salam kenal kembali.
sudah dicoba dijawab di sini: https://www.teknisiinstrument.com/2010/04/15/dry-leg-dan-wet-leg-pada-level-transmitter/#comment-530
Salam,
TeknisiInstrument
saat ini saya punya transmitter baru honeywell ST3000 type STD yang akan saya gunakan untuk level transmitter water storage tank yang memiliki ketinggian maksimum 4 meter, pada spesifikasi name plate transmitter tertulis range -20 s.d 400 inH2O , Factory Cal 0 s.d 24.908 Pa , Span 10 s.d 400 in H2O.
yang mau saya tanyakan,
apakah bisa saya langsung memasang transmitter baru tersebut tanpa saya kalibrasi lagi sebelumnya dan kalau bisa saya gunakan apakah saya cukup setting URV dan LRV nya saja dengan hart comunicator?
yang sudah saya lakukan saya setting LRV di 0 inH2O, dan URV di 156 inH2O — (nilai 156 inH2O saya dapatkan dari P = massa jenis air x gravitasi x ketinggian ). namun transmitter tersebut masih belum menunjukan pembacaan yang sesuai dengan pembacaan normalnya yang tertera di level gauge.
mohon penjelasanya ,, terima kasih
wassalam
Pak Bagus Efendi,
Menurut data dari Bapak di atas:
Range: -20 s/d 400 inH2O
Factory Calibration: 0 s/d 24908 Pa = 0-100,09644752 inH2O (dibulatkan menadi 100)
Span = 10 s/d 400 inH2O
Akan digunakan untuk mengukur level air (SG=1) maksimum 4 meter (100%)
Berarti tekanan hidrostatik di titik high side saat maksimum (4 meter) adalah 157,48031496 inH2O, dibulatkan menjadi 157inH2O,
Berarti transmitter perlu dikalibrasi ulang.
sercara hitungan matematis to-the-point, memang benar sekitar segitu 156-157 inH2O), jika transmitter dipasang sejajar dengan low point tapping dan titik 0% pengukuran adalah low tapping point serta transmitter tidak menggunakan remote seal ataupun wet leg.
Ada beberapa hal yang harus diperhatikan juga seperti:
jenis transmitternya, apakah dengan remote seal atau tidak, berapa SG liquid pengisi capirary tube-nya, posisi transmitter dari low tapping point, dll.
Saya pernah menulis mengenai penentuan LRV dan URV pada link berikut:
https://www.teknisiinstrument.com/2011/01/03/mengkalibrasi-level-transmitter-dengan-remote-seal-bagian-1-pendahuluan/
https://www.teknisiinstrument.com/2011/01/04/mengkalibrasi-level-transmitter-dengan-remote-seal-bagian-2-suppressed-zero/
https://www.teknisiinstrument.com/2011/03/24/mengkalibrasi-level-transmitter-sistem-satu-seal-bagian-3-elevated-zero/
https://www.teknisiinstrument.com/2011/03/27/mengkalibrasi-level-transmitter-sistem-dua-seal-bagian-4-tamat-elevated-zero/
Semoga membantu.
Salam,
TeknisiInstrument
terima kasih untuk jawabanya , , sangat membantu sekali.
untuk kalibrasi ulang, untuk menentukan kalibrasi titik atasnya yaitu saat kita inject transmitter dengan tekanan sebesar 156 in H2O apakah transmitter ini langsung meng_apply bahwa tekanan sebesar itu adalah nilai span nya, atau masih ada yang perlu disetting ulang. mohon jika ada pembahasan khusus mengenai step-by step nya kalibrasi transmitter menggunakan hart komunikator.
sekali lagi terimakasih
salam
Kembali kasih Pak,
jika kita sudah men-set span dengan cara menginject pressure “high”-nya, maka tekanan tersebut akan dijadikan acuan oleh transmitter sebagai nilai spannya.
Setiap smart transmitter yang berbeda (dengan HART, misalnya) akan memiliki menu HART yang tidak persis sama, tapi secara konsep identik. Insya Allah, semoga saya masih diberi kesempatan dan waktu untuk membuat tulisan yang diusulkan.
Salam,
TeknisiInstrument
salam…saya kurang faham ttg maksud zero elevation n supression,ble bapak terang kan dgn lbi lanjut lg?
Salam kenal Pak Jeffery,
Dalam konteks pemasangan differential pressure transmitter untuk level:
Zero Elevation (atau elevated zero) adalah memasang transmitter di atas HP side tapping point.
Sedangkan Zero Suppression (Suppressed Zero) adalah memasang transmitter di bawah HP side tapping point-nya…
Hope this helps.
Salam,
TeknisiInstrument
salam..,pak mau nanya ni,brapa specific graviti (sg) utk condensate?
Pak (atau Ibu, maaf jika salah),
Salam kenal.
Menurut yang pernah saya baca dan dengar, SG kondensat ada di sekitaran 0,6.
atau 600kg/m3 (densiti/masa jenis).
Untuk dapat mengetahui specific gravity dari condensate (hidrokarbon) secara tepat bisa menggunanakan specific gravity meter (atau density meter).
Salam,
TeknisiInstrument
Untuk referensi, bisa baca di sini:
http://www.engineeringtoolbox.com/specific-gravity-liquids-d_336.html
Salam,
TeknisiInstrument
Assalamu’alaikum kang ade,
kumaha kabarna kang Ade??nuju di darat atw di laut?
mau nnya kang Ade, pernah bermain2 dg beampump kang? sya teh masih bingung sma kegunaan inclinometer dan loadcell yg di gunakan di sistem beampump. coba searching udah sih, tapi minta pendapat dari suhu dulu.hehe..,
Hatur nuhun kang Ade.
Wassalamu’alaikum.
Wa alaikum salam.
Alhamdulillah damang.
Wah… saya belum pernah menangani beam pump.
Mungkin ada pembaca lain yang sudah pernah menanganinya?
Waduh, jangan bilang suhu donk… temperature aja hehehe.
Maaf sekali saya tidak bisa menjawab pertanyaannya.
Salam,
TeknisiInstrument
Assalamu’alaikum kang ade,
punten saya masih newbie (dibaca nyobi) hehe,,
bade naros maksudna damping dina alat2 instrument naon kang???
hatur nuhun kang ade..
Wa alaikum salam,
Kita sama-sama newbie hehe.
Damping pada peralatan instrument merupakan cara untuk membuat agar informasi (atau sinyal atau indikasi yang diberikan) yang dikeluarkan oleh peralatan instrument tersebut tidak berosilasi atau eratik atau goyang atau naik turun atau “hunting” pada frekwensi yang sangat cepat. Pada smart transmitter, damping bisa disetel dengan cara menahan sinyal yang dikeluarkan untuk jangka waktu tertentu, misalnya beberapa mili detik atau beberapa detik. Pada pressure gauge atau pressure indicator, damping bia dilakukan dengan cara memberikan cairan gliserin pada ruangan jarum indikator jika jarum indikator mungkin bergetar atau bergoyang atau berosolasi akibat vibrasi dari peralatan sekitarnya. Pada pressure gauge, jika jarum penunjuk bergoyang akibat tekanan yang “enjut-enjutan”, bisa dipasang pulsation dampner (contoh: http://www.adarshpressuregauge.com/pulsation%20dampners.html)
Salam,
TeknisiInstrument
Assalamu’alaikum kang ade,
maaf kang mw nanya lagi,,
hehehe
berarti damping itu mempengaruhi respons dari suatu alat instrument???
lalu apakah yang dimaksud dengan overshoot?dan adakah hubunganya dengan damping??
maaf ya kang kalo terlalu banyak nanya :),,,
Wa alaikum salam.
Betul sekali, mempengaruhi respon dalam memberikan informasi/output dari peralatan instrument bersangkutan. Tapi umumnya, nilai damping tersebut sudah diperhitungkan, agar tidak terlalu lambat dalam meberikan informasi.
Overshoot dalam transmitter dan indikator merupakan lonjakan nilai di atas nilai wajarnya dan biasanya sesaat, manufacturer peralatan instrument biasanya sudah memperhitungkan keadaan ini dengan membuat peralatan instrument-nya tahan terhadap nilai overshoot tertentu, tapi jika overshoot terlalu sering terjadi, bisa merusak peralatan instrument (sensing modul dalam transmitter atau indikator) jika overshoot terjadi pada receiver (misalnya controller) maka akan mempengaruhi kehandalan loop kendali bersangkutan.
Pada pressure gauge, lonjakan tekanan sesaat biasanya diatasi dengan memasang dampner seperti yang sudah disebut di atas.
Sedangkan damping pada transmitter (smart transmitter) biasanya untuk meredam nilai output (4-20mA) agar tidak terlalu berosilasi atau hunting dengan frekwensi yang cepat. Saat berosilasi, bisa saja transmitter tersebut mengeluarkan nilai yang diluar batas atas wajarnya, yang dinamakan overshoot, overshoot ada juga yang menyebutnya “spike signal”. Jika transmitter yang bersangkutan digunakan untuk shutdown system, jika terjadi spike/overshoot sesaat, padahal actual process tidak tinggi (misalnya), maka akan membuat plant menjadi shutdown akibat hal yang tidak aktual.
Overshoot pada output smart transmitter tidak selalu berasal dari process, bisa saja karena interferensi sinyal pada kabel pembawa sinyal 4-20mA, misalnya karena kabel shield tidak sempurna, atau karena berdekatan dengan kabel tegangan tinggi, atau karena faktor lain.
Hope this helps.
Salam,
TeknisiInstrument
Assalamu’alaikum kang ade,
Maaf nimbrung aja untuk bertanya..
bagaimana yaa cara mengkalibrasi barton recorder differential press dan bagaimana cara membaca grafik chart barton l 10 squart root.
mohon pencerahanya…
Trima kasih sebelumnya.
Wa alaikum salam wrwb. Kang Gondo.
Tahapan yang biasa saya lakukan adalah, meyakinkan dulu, apakah peralatan tersebut bisa dikalibrasi oleh kita (user calibrate) atau factory-calibrated?
Saran saya, coba baca dan pahami manualnya, kalau modelnya cocok, link berikut berisi manual untuk barton recorder:http://www.c-a-m.com/Forms/Product.aspx?prodID=4ea0774a-22f8-4fb0-8397-1fe7effcea24
di dalam pdf file tersebut, pada section 3 tentang perawatan dan kalibrasi, dijelaskan step by step-nya…
Salam,
TeknisiInstrument
punteun kang bade naros deui
saya punya valve fisher type gx, single acting, failure close. akan tetapi mau saya ubah range operasinya jadi 4-12mA dan saya reverse, jadi kondisi 4mA full open, kondisi 12mA full close pada setting positionernya, telah saya ubah di lo range 12 dan hi range di 4mA, hasilnya bagus 4-12mA linear dan travelnya presentasenya bagus. akan tetapi di beri 14mA dia malah full open, harusnya setelah lewat 12mA valve harus tetap full close, saya coba pakai cut off tetap sama,
bagaimana caranya y kang supaya diatas 12mA dia tidak open lagi?
apakah semua positioner bisa kita reverse?
soalnya d mode handhel 475 pada positioner ini tidak ada menu direct atau reverse.
hatur nuhun kang
Positionernya pake apa?
Ini untuk split range ya?
Biasanya, split range itu di atur di-controller-nya, misalnya output 0-50% untuk control valve 1, dan output 50-100% untuk control valve 2. Ini akan meyakinkan bahwa Control valve 1 hanya akan menerima sinyal 0-50% (4-12mA) dan control valve 2 hanya akan menerima sinyal 50-100% (12-20mA).
fisher dvc2000 kang, yg ada lcd nya, iy d split, kondisinya sinyal di split ke3 control valve, cpntrol valve1 di lo 12mA hi di 4mA, control valve 2 di lo12mA hi di 16mA, control valve 3 lo di 16mA dan hi di 20 mA, untuk control valve 2 dan 3 sudah bisa saya split kang, hanya control valve 1 saja yg blm berhasil, karena saya harus reverse sinyalnya dlu jadi 12mA di lo dan 4mA di highny,
apakah kira” jenis positioner ini bisa di reverse kang actingnya?
Terus terang saja, saya belum pernah menangani DCV2000.
Menurut manual-nya (http://www.documentation.emersonprocess.com/groups/public/documents/instruction_manuals/d103203x012.pdf), Halaman 39, sebagai berikut:
Output Signal
Pneumatic signal as required by the actuator, up to
95% of supply pressure
Minimum Span: 0.5 bar (7 psig)
Maximum Span: 7 bar (101 psig)
Action: Single Acting, direct
Jadi sepertinya hanya Direct Acting saja.
Kalau di DVC6010/6020, untuk mengubah acting bisa diubah di relay-nya, dengan memutar rocker nut-nya.
Kalau melihat kondisinya:
Valve state: Fail Close (Air-To-Open)
Di-configure agar full open di minimum input signal, dan full closed di maximum input signal.
Apakah sudah dicoba agar Zero Control Signal-nya dibuat: Open?.
Tapi ada implikasinya, karena fail-safe nya jadi tidak full, hanya fail safe saat air supply hilang, kalau sinyal analog mA hilang, maka valve akan full open.
Jika fail safe dari sisi proses boleh fail open, dan actuator memungkinkan untuk di-ubah acting-nya dari ATO ke ATC, maka konfigurasi berikut mungkin bisa dicoba:
– Actuator: Air-To-Close (menjadi fail open, dengan membalikkan posisi spring, jika actuator memungkinkan)
– Input Low: 4mA
– Input High: 12mA
– Zero control signal: Open
Itupun kalo secara process boleh dibuat fail open. Terus actuator bisa dibalik acting-nya.
Salam,
TeknisiInstrument
dear kang ade,
iya kang kebetulan saya sudah mencoba di dvc6010 dan dvc6200 bisa, haya mengganti relaynya saja menjadi yg reverse atau di ganti ke double acting menggunakan line output yg B,
untuk zero instrument signal sudah saya coba d open tidak ada pengaruhnya, hanya pembacaan travel d dvc2000 nya saja yg jadi kebalik, tapi action sama saja, mungkin karena fungsi relaynya yg tidak memungkinkan y kang?
untuk masalah safetynya, orang prosesnya tetap ingin fail close,jadi saya tidak bisa merubah mekanisme actuatorny,
jadi kemungkinan akan di ganti ke dvc6000 atau dvc6200 saja kang, menunggu keputusan yg berwenang,
hatur nuhun pisan kang, mugi dipasihan kasejahteraan ku nu Maha Kuasa, amin
Menurut saya sepertinya relay-nya, sesuai dengan yang tercantum di manual book.
Aamiin, terima kasih doanya.
Salam,
TeknisiInstrument
kang punteun bade naros deui hehe,
kalau interface dari sinyal HART ke modbus bagaimana kang?
apa harus ada semacam gateway nya lagi?
Kang Gani,
Saya belum pernah mengaplikasikan sistem tersebut. Tapi mungkin bisa dengan menggunakan hart to modbus converter.
Referensi bisa di bacah di sini:
http://hartmodbus.giemdp.com.ar/en/hrt2mdb_description.html
http://www.jazdprocessing.com/processflowdirect/content/download.htm?contentSetId=70018743&contentId=70019231&contentSetTypeId=1&pageTypeId=7
http://www.icpdas-usa.com/hart_710.html
Salam,
TeknisiInstrument
Yang lainnya bisa dibaca juga:
http://www.prosoft-technology.com/content/view/full/7156
http://www.renuelectronics.com/pdfs/letter/gwy-800.pdf
http://www.yokogawa.com/us/ia/fieldinstruments/pdf/hcs.pdf
oke deh hatur nuhun pisan nya kang
Sami-sami
Salam,
TeknisiInstrument
kang ade punten ngiring nimbrung kang, bade naroskeun tentang protokol profibus modbus fieldbus . nuhun pisan kang,
salam super kang
Kang Anggi,
Mau mendiskusikan dari sisi apanya ya?
Salam,
TeknisiInstrument
dari awal gitu kang.hehehe.soalnya masi awam belum tau . istilah keren nya mah nyubi kang.hehehe
nuhun pisan kang ade
Hehehe…
Ayo belajar bersama, saya juga masih sama2 newbie.
Insya Allah, ke depannya kita diskusikan.
mudah2an diberi kesempatan.
Salam,
TeknisiInstrument
first thing first: amazing 🙂
well, i don’t really get into that “technical” thing, but still enjoying your writing…
keep up the good work, De.. I wish I could do the same…
Thanks for the support. It is my spirit booster… Really…
Btw, You can do it. The only thing You have to do is Start
kang, mau nanya,,
ada temperatur kontrol (e5ax) dihubungkan dengan plc cs1g-h / c200h. terus di hubungkan lagi dengan citect.
nah. klo Temperatur kontrol’y error, tapi di layar tidak ada indikator’y.. itu masalahnya dimana yah kang?
Salam kenal Pak Sur,
Saya belum pernah menangani device yang disebutkan di atas, tapi mungkin saya bisa ikut diskusi.
Sebelumnya saya mau tanya, apakah koneksi dari e5ax ke c200h 4-20mA atau komunikasi data melalui serial misalnya?
salam,
TeknisiInstrument
Sore kang,
Mau tanya nih, kalo setting purge time turbin solar taurus diturunkan dari 5 menit ke 2,5 menit kira-kira ada pengaruhnya ga ke proses startingnya, lumayan kan bisa hemat untuk fuel gas starternya lo diturunin. Ada data ga dari turbin solar di tempat akang mungkin (kalo pake sih…) yang pake waktu purging dibawah 5 menit. Mohon pencerahannya….trims
Salam
AEM
Pak AEM,
Met sore juga dan salam kenal.
Maaf sebelumnya, solar turbine tipe apa ya? Taurus? Centaur? Taurus berapa, Centaur berapa?
Salam,
TeknisiInstrument
solar turbin taurus 70 kang.
Pak AEM,
Purge sequence berfungsi untuk membuang akumulasi gas yang mungkin tersisa pada saluran air intake, combustion chamber dan exhaust system. Solar memiliki hitungan berapa lama purging harus dilakukan bergantung pada volume exhaust system.
Lengkapnya silakan buka link di bawah ini, buka halaman 38 dan 65.
http://mysolar.cat.com/cda/files/2050498/7/TPS70GS.pdf
Kalo Taurus 70 di tempat kerja saya, exhaust purge sequence selama 3 menit, di luar test crank.
Menurut dokumen pada link di atas, tipikalnya adalah 4 menitan, bergantung pada volume exhaust system.
Memangnya start system-nya menggunakan motor apa? hydraulic, electric atau pneumatic/gas?
Salam,
TeknisiInstrument
Assalamu alaikum,
Kang, ada recomend gak teknisi yang bisa pasang flame detector.
Terima kasih
Pak D. Yudhie,
Silakan periksa email.
Saya sudah menjawabnya.
Salam,
TeknisiInstrument
Oops…
Emailnya mantul lagi Pak…
Ada email yang bisa dihubungi?
Salam,
TeknisiInstrument
Kang D.Yudhie,
Buat dimana? Spec detailnya yang seperti apa? Kirim CV nya kemana? Dan…. kisaran thp nya berapa? 😀
pagi kang,
Mo tanya lagi nih kang, balik ke pertanyaan saya yang kmaren soal purge crank time. Saya bisa minta data ngga soal setting purge crank turbin solar di tempat akang sebagai justifikasi saya untuk merubah setting purge crank di tempat saya. Apakah pada waktu awal pengoperasian turbin di tempat akang waktu purge cranknya 3 menit atau sudah diubah? Pake solar taurus 70 juga ya kang? Thanks before….
Kalo ada datanya bisa dikirim ke : parapat2012@yahoo.com
Pagi juga Pak AEM,
Seperti yang saya tuliskan di atas, bahwa penentuan purging time adalah unik, berdasarkan pada volume exhaust system yang dipakai. Saya ragu jika purging time yang diimplementasikan pada satu sistem akan cocok dengan sistem yang lainnya.
Mohon maaf, saya tidak bisa memberikan dokumen yang diminta, karena itu menyangkut hak cipta.
Saran saya, coba hubungi Solar Turbines dan bisa dikonsultasikan mengenai purging time yang spesifik untuk sistem di tempat Bapak.
Sekali lagi saya mohon maaf karena tidak bisa memberikan dokumen dimaksud.
Salam,
TeknisiInstrument
dear kang ade,
mau tanya nih kang, based on pertanyaan saya soal purge crank time…saya bisa minta data setting purge crank time di tempat akang ga (pake solar taurus 70 juga ya kang…?) coz sebagai acuan untuk merubah setting di tempat saya. Trims….
bisa dikirim ya kang ke parapat2012@yahoo.com
Salam AEM
Dear Pak AEM,
Seperti jawaban saya di atas, dengan sangat menyesal, saya mohon maaf karena tidak bisa memberikan data dimaksud, karena menyangkut hak cipta.
Seingat saya, di tempat saya, purging time belum pernah diubah semenjak komisioning.
Oh ya, silakan refer ke dokumen resmi Solar di sini: http://mysolar.cat.com/cda/files/2050498/7/TPS70GS.pdf
Saya yakin itu adalah dokumen valid yang bisa dijadikan jastifikasi perubahan parameter seandainya aplicable.
Salam,
TeknisiInstrument
Salam kang Ade,,
Perkenalkan saya Dani adik kelasnya di STM Pangwangunan..
Saya punya masalah, mohon petunjuk nya..
Kemarin salah satu UV/IR Detronic model 5200X di turbin saya failure alat tersebut menggunakan komunikasi LON dengan eagle quantum,,setelah diganti baru dan disamakan addresing switchnya dengan yang diganti, pada modul eagle quantumnya masih belum terdeteck..alarmnya modul tersebut “off line”..kira kira digimanain ya kang biar bisa dibaca..
Salam kembali Kang Dani, salam kenal.
Terima kasih sudah mampir di blog ini.
Wah… sayang sekali, saya tidak familiar dengan eagle quantum. Di tempat saya fire and gas system pada turbin terintegrasi dengan fire and gas system plant keseluruhan.
Mungkin sedikit saran saja, apakah sudah pernah me-reset controller eagle quantum-nya, atau dengan cara recycle power (matikan kemudian hidupkan kembali setelah paling tidak 10 detik).
Kalau tidak salah, LON itu multidrop ya? jika ya, apakah flame detector dimaksud berada pada ujung network? Jika ya, apakah end-of-line atau terminator-nya (biasanya berupa resistor atau dipswitch pada device) sudah di set?
Sekali lagi, saran di atas hanya “kebiasaan” pada networked-device, siapa tahu saran di atas applicable dengan flame detector yang terintegrasi dengan eagle quantum tersebut.
Mohon maaf saya tidak bisa membantu banyak.
Salam,
TeknisiInstrument
Salam Kang Ade,
Terimakasih atas saran sarannya..
Nanti akan saya coba kalo unit turbinnya sudah jadwal stand by.
beresiko kalo sedang hidup mah..he.he
Komunikasi LON/SLCnya dengan cara dibuat loop serial tertutup, jadi
ngak ada ujungnya, karena ujungnya balik ke eagle quantum lagi.
kalo dipswitchnya udah saya set disamakan dengan unit terganti
just info juga, sebenarnya unit pengganti yang ini saya dapet beli dari vendor turbinenya, biasanya saya beli dari vendor product beberapa kali tidak pernah ada masalah dalam penggantian..ada pengaruh ngak ya..ngak sebut merek ah..he.he bisi ‘taeun’
Ditempat saya fire&gas terpisah antara plant dengan masing2 unit turbine, jadi beda2 mereknya..
oh ya Kang familiar dengan TT4000 kah?
boleh ya saya tanya2 banyak masalah juga nih di HMI nya..
Salam,
Dani
Wa alaikum salam Kang Dani.
OK deh.. moga2 aja bisa berfungsi kembali.
TT400? familiar banget sih nggak, tapi pernah menggunakannya.
Kalau mau diskusi, mari kita berlajar sama-sama tentang TT4000.
Salam,
TeknisiInstrument
Asslmkm…
Ade manawi gaduh software PLC Siemens Step 7 V.11…adi peryogi kanggo PLC Simatic S7-1200 CPU 1212…nuhun
Wa alaikum salam wrwb.
Pak Budiman, sayang sekali nggak punya Pak…
Salam,
TeknisiInstrument
Sore kang ade,
Mau tanya lagi nih soal perhitungan penurunan waktu purging Gas Turbin jika dihubungkan dengan volume atau panjang dari exhaust system serta faktor safetynya. Apakah ada rumus baku untuk menghitung waktu yang lebih pendek dari settingan awalnya yaitu 5 menit coz saya belum dapat dasar perhitungan untuk membuat waktunya menjadi 2,5 menit (hanya estimasi saja…). Mohon jawabannya ya kang….Trims
Sore juga,
Sayang sekali, saya tidak punya formula perhitungannya. Mungkin bisa coba kontak Solar Turbine.
Salam,
TeknisiInstrument
Oke kang ade. Trims.
assalamualaikum
mau tanya kang , kalo cara kalibrasi transmitter local control displacer gimana caranya ya ? hatur nuhun .
wassalam..
Wa alaikum salam wr. wb.
Kang Rifki, merk dan tipenya apa?
Sudah pernah baca manual book-nya?
Salam,
TeknisiInstrument
kepada teknisiinstrument
saya sangat teertarik dengan web ini
saya ingin sekali lebih banyak mengetahui tentang instrument dan cara pemakaian alat-alatnya serta metode pengukuran salah satunya
metode cara pengukuran level liquida yang ada dalam tangki dengan meggunakan hart-comm sekalian penghitunganya atau rumusnya
saya sudah lihat di episode pada
Mengkalibrasi Level Transmitter dengan Remote Seal, Bagian 2: Suppressed Zero
tapi saya masih belum paham maksud dari:
(sf) = specific gravity fill fluid (liquid pengisi pada kapiler dari remote seal)
mohon pejelasanya dan terimakasi banyak sebelumnya
wasalam
Hafizh
Pak Hafizh,
Mari belajar sama-sama Pak, saya juga masih sedang dalam proses belajar.
Pada pengaplikasian differential pressure transmitter untuk mengukur level, dengan menggunakan remote seal, antara remote seal dengan sensor module perlu sihubungkan dengan capilary tube, agar gaya yang diterima oleh diafram (remote seal) bisa di”rasa”kan oleh sensor modul dari transmitter, maka capilary tube tersebut perlu diisi dengan cairan (liquid), karena sifat liquid yang incompressible. Guna keakuratan pengukuran, maka capilary tube tersebut harus diisi dengan cairan (liquid) dengan specific gravity tertentu.
Pengimplementasian remote seal dimaksudkan agar fluida proses tidak masuk ke sensor modul melalui koneksi tubing. Hal ini biasanya diterapkan pada liquid yang mudah menguap, atau liquid yang tidak kompatibel dengan material sesnor modul.
Salam,
TeknisiInstrument
assalamualaikum kang ade.
kumaha damang? bade naros kang, gaduh instruction manual (link websitena) control valve brand PSD, BTG Kalle Inventing, STI Gorle-Bergamo. kmren nyari di mbah google teu mendak wae kang. nuhun pisan kang ade.
Salam,
Baniinstind
Wa alaikum salam wrwb.
Kang Anggo, mangga dicobi:
http://www.stiactuation.com/index.php?option=com_docman&task=cat_view&gid=33&Itemid=3
Kalau ada model number atau part number, mungkin akan lebih spesifik mencarinya.
Salam,
TeknisiInstrument
terima kasih kang, klo punya link instruction manual control valve brand :
-Bailey – PSD -BTG Kalle Inventing makasi kang sebelumnya.
regards,
anggi
Numpang Iklan ya Kang..
Yang butuh kalibrator Pressure, Temperature, mass, dan Humidity silahkan contact saya di 0811 870 5802. Atau silahkan kunjungi web kami di http://www.globalinst.co.id. Kami PT. Global Instruments juga sebagai Authorized Distributor untuk beberapa brand kalibrator, diantaranya : WIKA caibration, DH-BUDENBERG, MARTEL, TECHNE, DAVIS, TROEMNER.
Terima Kasih.
Silakan, semoga ada yang nyangkut 🙂
Salam,
TeknisiInstrument
Para pengunjung yang terhormat,
Berhubung komentar pada page ini sudah cukup banyak sehingga memperlambat page load. untuk itu, fasilitas komentar pada page ini ditutup, dan telah dibuka page baru, yaitu Tanya♥Jawab-2, silakan diklik link berikut:
https://www.teknisiinstrument.com/qa/tanya%e2%99%a5jawab-2/
TeknisiInstrument mengucapkan banyak terima kasih atas segala diskusi dan komentarnya.
Salam,
TeknisiInstrument