Sudah lama TeknisiInstrument tidak posting di blog ini. Ada sebuah bahan dari hasil obrolan, yang memang agak melenceng dari dunia instrumentasi, yaitu tentang salah satu cara mengetahui darimana akar tiga pada perhitungan tegangan tiga fasa, tapi tidak masalah, namanya ilmu, insya Allah bermanfaat.
Pada saat obrolan ringan dengan teman, ada sebuah pertanyaan yang menarik: “Kalau tegangan fasa ke netral adalah 220V, mengapa tegangan fasa ke fasanya menjadi 380V?” Teman yang satunya lagi menjawab, “380 kan di dapat dari 220 dikalikan akar tiga”. Yang punya pertanyaan kembali bertanya, “Naahh… sekarang, darimana datangnya akar tiga itu?”.
Dari obrolan ringan tadi, TeknisiInstrument teringat diskusi dulu dengan seseorang saat TeknisiInstrument bekerja di power plant, walaupun TeknisiInstrument bukan seorang tukang listrik 🙂
Tegangan Tiga Fasa
Tegangan tiga fasa sering digambarkan dengan tiga buah garis dengan satu ujung saling bertemu, sehingga setiap garis membentuk sudut 120 derajat. Sudut itulah yang disebut sudut perbedaan fasa antara satu fasa dengan fasa lainnya sebesar 120 derajat. Seperti diperlihatkan pada gambar berikut:
Untuk mencari darimana datangnya akar tiga, Mari kita coba gunakan perhitungan matematika sederhana, dengan bantuan gambar sebagai berikut:
Angka-angka dalam lingkaran adalah nama gambar.
Gambar 1 adalah representasi dari tegangan tiga fasa dan netral, dimana tegangan fasa ke netral adalah 220V (VRN=220V, VSN=220V, VTN=220V)
Gambar 2 merupakan cuplikan dua buah fasa, dimana antara dua fasa berbeda sudut 120 derajat.
Gambar 3, ditarik garis dari R ke S, yang merepresentasikan tegangan antar fasa atau VRS
Gambar 4, bidang segitiga RSN, dibagi dua dengan menarik garis NA, sehingga terbentuk dua buah segitiga yang memiliki bentuk serupa, dengan sudut RNA=sudut SNA, sebesar 60 derajat.
Gambar 5, merupakan potongan segitiga RNA dari gambar 4, dari gambar inilah dasar perhitungan akan dimulai.
Ingat rumus untuk menghitung kaki-kaki segitiga. Dengan mengacu pada gambar 5, didapat:
Dari perhitungan di atas, kembali ke gambar 4, RS=RA+AS, dan RA=AS, sehingga RS=RA+RA atau RS=2RA, sehingga:
Sehingga VRS=380volt
Hal serupa berlaku utuk VST dan VTR
Disclaimer: TeknisiInstrument bukanlah seorang teknisi listrik yang mengerti seluk beluk teknik kelistrikan, tulisan ini dibuat hanya sebagai sharing mengenai perhitungan tegangan tiga fasa yang pernah TeknisiInstrument dapatkan dulu, darimana asalnya akar tiga pada perhitungan tegangan tiga fasa.
Pingback: Akar Tiga, Dari Mana? | benyindrawans's Blog
Terima kasih, smoga tidak bosan2 nya berbagi ilmu yg bermanfaat.
Pak Azrul,
Kembali kasih. aamiin.
Salam,
TeknisiInstrument
Hebat sekali penjelasan nya, simple tapi mudah dipahami.
Request dong pak, untuk perhitungan dasar level, flow, temperature, dan pressure hehe
Terimakasih banyak atas ilmunya.
Pak Andri,
Salam kenal dan terima kasih dukungannya.
Maaf, perhitungan apa yang dimaksud?
Kalau ada contoh kasus, mungkin bisa kita pelajari bersama 🙂
Salam,
TeknisiInstrument
wah singkat padat jelas…makasih sudah ngeshare..
Pak/Bu Dika,
Terima kasih kembali, dan salam kenal 🙂
Salam,
TeknisiInstrument
Pingback: Akar Tiga, Dari Mana? | Teknisi Instrument | alisyaputra's Blog
Thank you mas perhitungannya, baru ngeh saja perhitungannya.
Instrument & listrikk saling berhubungan.
Mampir di blog saya, belajarlistrik.com
terimakasih atas penjelasannya, semoga barokah.
oh iyah saya mo nanya ni, dalam prsamaan segitigadaya, tpi khusus yg 3 fasanya.
kn biasa ada tuh penggunaan akar 3 atau hnya 3 saja dlam rumus daya reaktif dan daya aktifnya. mohon penjelasannya.
atau kalo bisa dijawab, langsung aja di email ku ini munaerr.je@gmail.com.
sebelumnya terimakasih
Sangat bermanfaat. Terimakasih gan.
Kembali kasih.
Salam,
TeknisiInstrument
MAU TANYA PAK
V3 ITU NILAINYA BERAPA YA ? KOK HASIL AKHIR BISA DAPAT 380
MOHON PENCERAHANYA
TERIMA KASIH
Pak Iswanto, salam kenal.
Artikel di atas itu menuliskan dari mana didapat 380V pada sistem tegangan 3 fase.
Lengkap dengan rumus dan ilustrasinya.
Salam,
TeknisiInstrument
MashaAllah… Luar biasa… Jarang2 ada postingan bagai ini… Saya bekerja di power plant morowali yg investornya dr cina… Belajar dr buku2 cina ttg ini bukan pekerjaan mudah… Trimakasih… Di tunggu updatenya…
Pak Swardeno,
Salam kenal TeknisiInstrument pun mungkin akan kesulitan kalau belajar dari buku cina 😀
Salam,
TeknisiInstrument
Pak mau tanya kalu tegangan fasa-fasa atau tegangan 2 fasa itu perhitungan pakai tetap pakai akar 3 tidak nya?
Itu yang dibahas adalah menghitung tegangan fasa ke fasa pada sistem tegangan tiga fasa.
Ass. pak kenapa perhitungan sudutnya memakai sin 60 ? asalnya darimana? kenapa tidak cos atau tan.terima kasih….
Wa ‘alaikum salam wreb.
Karena itulah hukum trigonometri. Untuk mengetahui panjang ruas di seberang sudut, dengan mengetahui sudut dan panjang ruas miring, kita menggunakan sin.
Mungkin bisa lihat kembali hukum trigonometri:
https://en.wikipedia.org/wiki/Trigonometry
Salam,
TeknisiInstrument
Penjelasan yg sederhana dan mudah di pahami, buat orang awam seperti saya, tapi dalam praktek kalo kita ukur dengan multitester tegangan R-S atau S-T kok tidak 380, atau salah dalam mengukur, atau ada alat ukur khusus yg di gunakan.
Mohon penjelasanya
Pak Zaidan?
Berapa tegangan Fasa-Netral saat itu? Jangan-jangan bukan 220.
Voltmeter biasa bisa. Tapi lebih baik yang punya fitur “true rms”
Salam,
TeknisiInstrument