Idealisme Instrumentasi: Menciptakan Suasana Pabrik di Sekolah

By | 22 Maret 2012

Jika kita melontarkan kata “otomotif”, “elektronika”, “listrik”, “bangunan”, mungkin banyak orang yang akan tanpa berfikir lagi langsung mengerti maksud dari kata-kata tersebut.

Jadi, jika di Jawa Tengah ada sebuah SMK yang bisa merakit mobil, maka hampir semua orang bisa menebak bahwa itu adalah hasil karya siswa jurusan otomotif.

Apakah akan demikian jika kita melontarkan kata “Instrumentasi”?  

Saya tidak begitu yakin, karena dari beberapa pengalaman TeknisiInstrument berbincang dengan sebagian banyak orang, mereka kurang bahkan tidak tahu sama sekali apa sebenarnya instrumentasi di dunia teknik. Kebanyakan menangkapnya sebagai kata yang berhubungan dengan dunia alat musik.

Padahal semua barang yang kita gunakan sehari-hari, merupakan produk yang tidak lepas dari peran serta instumentasi saat pembuatannya. Sebut saja sabun, pasta gigi, mi instan, gas LPG, bensin, solar, minuman dalam botol, makanan kemasan dan lain-lain, silakan saja sebut sesukanya, hampir seluruhnya tidak lepas dari peran serta peralatan instrumentasi dan teknisi yang memasang dan merawatnya. Mengapa rasa mi instan selalu sama untuk setiap kemasannya? Mengapa berat sabun mandi selalu sama untuk setiap batangnya? Itulah hasil dari kinerja peralatan instrumentasi. Tidak cukup memang blog ini untuk menjelaskan bagaimana instrumentasi sebenarnya di dunia industri.

Paragraf di atas hanya mencoba kata “instrumentasi” saja. Belum lagi ke implementasi instrumentasi yang sebenarnya di industri. Hanya sedikit sekolah yang memiliki jurusan instrumentasi, bahkan yang pernah TeknisiInstrumentasi dengar, untuk tingkat STM atau sekolah menengah atas kejuruan atau sekarang lebih dikenal dengan SMK (Sekolah Menengah Kejuruan), hanya satu sekolah saja yang memiliki jurusan ini yaitu SMK Negeri 1 Cimahi, dulunya STMN Pembangunan Bandung.

Untuk siswanya sendiri, untuk dapat “melihat” instrumentasi yang sebenarnya di sekolah, memang tidak (atau paling tidak, kurang) bisa “melihat” bagaimana instrumentasi “bermain” di industri. Hanya modul-modul parsial saja tanpa integrasi penuh yang dapat dijadikan peralatan praktik di sekolah. Salah satu cara untuk dapat “melihat” dengan nyata apa itu instrumentasi, yaitu dengan langsung melihat ke pabrik atau industri atau plant secara langsung. Karena barang-barang instrumentasi industri memang hanya berhabitat di plant atau pabrik. Tidak seperti produk otomotif yang berkeliaran di jalan, tidak seperti produk elektronika yang ada hampir di setiap rumah, tidak seperti produk listrik yang ada hampir di setiap rumah.

Dengan segala kecerdasan dan kreativitasnya, SMKN 1 Cimahi yang diwakili oleh jurusan Instrumentasi industri, mampu membawa suasana pabrik ke sekolah dengan cara membuat mini plant atau simulasi proses pabrik mini. Siapa yang membangunnya? SISWA. Ya.. betul, siswa sendirilah yang membangunnya, tentunya didukung dengan dukungan semangat, moral, serta finansial dari pihak lain seperti guru dan para alumni serta pihak lainnya.

Dengan miniplant ini, siswa memiliki fasilitas untuk bisa mempelajari instrumentasi lebih mendalam. Para siswa dan guru bisa lebih leluasa dalam mengeksplorasi seluk beluk instrumentasi, dari mulai perancangan system, pemasangan, hook-up, loop check, kalibrasi, troubleshooting, loop tuning dan semua hal yang ada di pabrik atau plant sebenarnya.Paraalumni pun bisa berperan serta dalam mentransfer pengetahuan dan skill kepada adik-adiknya secara hands-on.

Dengan kata lain, suasana pabrik sudah berhasil diciptakan di sekolah.

Terima kasih kepada Bapak Sugiono (Ketua Program Keahlian Kontrol Mekanik, Jurusan Instrumentasi Industri, mohon kreksinya jika salah), yang sudah memperbolehkan mengambil gambar dan mempublikasikanya di blog TeknisiInstrument ini.

19 thoughts on “Idealisme Instrumentasi: Menciptakan Suasana Pabrik di Sekolah

      1. herry

        salut buat mini plant ini… kalau dilihat dari foto ini jauh sekali dari sempurna seperti layaknya di industri… Minimal siswa bisa memahami apa itu close loop, tuning P I D dalam suatu proses… tolong terus kembangkan lagi, minimal kalo saya bisa nengok lagi ke sekolah sudah tidak ada lagi boks plastik biru itu…. good job…

        Reply
      2. drixs

        jangan bilang pak atuh kang….saya nembe lulus kang…heee

        Reply
  1. Hari Fadhil

    assalammu’alaikum wr wb

    kang mau nanya tentang mode control, end-point control dan time-cycle control, mohon penjelasannya.

    Reply
    1. TeknisiInstrument Post author

      Wa alaikum salam wrwb.
      Pak Hari Fadhil, wah….. pertanyaannya berat banget hehehe….
      Setahu saya, Mode Control ada 4 yang utama, yaitu ON-OFF, Propoprtional (P), Integral (I) dan Derivative (D) serta kombinsai antara PID. Setiap mode diterapkan berdasarkan karakteristik proses atau dinamika proses atau process dynamic.
      Bahan bacaan mengenai PID bisa dilihat di link berikut:
      http://en.wikipedia.org/wiki/PID_controller
      http://www.datatrackpi.com/technical-papers/how-do-pid-controllers-work.htm
      http://www.pacontrol.com/PID.html
      http://motionsystemdesign.com/sensing-control/introduction_pid_control_0309/

      Adapun mengenai end-point control dan time-cycle control, saya belum pernah punya pengalaman dalam implementasinya.

      Salam,
      TeknisiInstrument

      Reply
      1. Hari Fadhil

        maaf kang yg saya maksud jenis loopnya, bkn modenya.

        biasanya ini pengembangan dari feedback control, seperti cascade atau ratio. tp untuk end-point dan time-cycle agak susah dicarinya.
        kemarin udah dpt referensi dr kang Doddy, mungkin barang kali akang punya yg lebih detail.

        Reply
  2. Dany

    terima kasih pencerahannya…. saya mahasiswa teknik instrumentasi otomasi industri dari politeknik lhokseumawe… mohon bimbingannya…

    Reply
    1. TeknisiInstrument Post author

      Pak Dany,
      Terima kasih kembali. Sama, saya juga masih belajar, mari kita sama2 belajat ya,…

      Salam,
      TeknisiInstrument

      Reply
  3. tridinamika

    Oiya..jgn lupa datang ke Pameran Manufacturing Surabaya 2012. Dari tgl 6 – 9 Juni 2012 Kbetulan tridinamika jaya instrument buka stand dsana di Booth.1010…
    Sekali lagi terima kasih kepada yg punya blog ini… 😀

    Reply
    1. TeknisiInstrument Post author

      Tridinamika,
      Kembali kasih.
      Semoga sukses.

      Salam,
      TeknisiInstrument

      Reply
  4. andhika

    salam untuk pak tarmedi “ulah sieun jadi budak bageur ulah sieun jadi budak pinter” (y)

    Reply
    1. TeknisiInstrument Post author

      Kebetulan saya jarang ke kampus, bagi rekan2 yang sering bertemu dengan Pak Tarmedi, mohon salamnya di sampaikan.

      Salam,
      TeknisiInstrument

      Reply
  5. dhika

    kang bade nanya
    kapan sih dan pada proses bagaimana kita memakai butterfly valve , globe valve, dan ball valve ?

    dhika
    kp35

    Reply
    1. TeknisiInstrument Post author

      Kang Dhika,
      Terima kasih sudah mengunjungi blog ini.

      Butterfly valve
      Umumnya digunakan pada porses yang bertekanan rendah dan berukuran besar (sangat besar). Kecuali dengan special seat dan seal, bisa digunakan pada proses bertekanan dan temperature tinggi.

      Globe Valve
      Umumnya digunakan untuk control valve.

      Ball valve
      Umumnya digunakan untuk shutoff valve, shutdown valve, blowdown valve, bisa digunakan pada proses bertekanan tinggi, tergantung bahan seat/seal yang digunakan.

      Itu hanya singkat saja, sangat mungkin salah. Jika berkenan baca-baca, ini ada link bahan bacaan tentang valve:
      http://www.spiraxsarco.com/resources/steam-engineering-tutorials/control-hardware-el-pn-actuation/control-valves.asp

      Salam,
      TeknisiInstrument

      Reply
  6. yogi

    Saya jurusan kontrol mekanik
    SMK Negeri 1 Purwakarta
    Bisa jadi bahan buat blognya bahwasanya
    Dijawa barat terdapat 2 sekolahan yang mempunyai jurusan instrumentasi industri 😀

    Reply

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*