Gambar 2 dan 3 di atas menunjukkan linkage yang patah, sehingga positioner tidak dapat me”rasa”kan posisi stem karena linkage-nya mengalami kerusakan.Akan beruntung sekali jika Anda bisa mendapatkan part number dari benda yang patah tadi, yang menghubungkan stem arm dengan positiner arm. Sehingga Anda dapat melakukan ordering secepatnya. TeknisiInstrument kebetulan belum menemukan part number-nya. Sehingga harus memutar otak menemukan cara untuk memperbaiki control valve tersebut.Setelah berkeliling di warehouse, akhirnya menemukan baut dengan dimensi yang mirip dengan linkage tadi. Bagaimana caranya agar baut tersebut bisa dibentuk menyerupai linkage yang rusak tadi. Tidak kehabisan akal, bor pun dimainkan. Masukkan kepala baut ke dalam chuck bor kemudian putar bor pada kecepatan sedang. Lalu ambil kikir bermata sedang, dan tempatkan diujung baut, sehingga ada sebagian permukaan baut yang terkikis. Sayang sekali TeknsiInstrumen tidak sempat mengambil gambarnya saat proses modifikasi berlangsung. Berikut ini foto hasil modifikasi linkage dimaksud.
Peringatan:
Jangan melakukan modifikasi ini jika ada peraturan di perusahaan Anda yang melarang memodifikasi sebagian atau seluruh bagian peralatan. TeknisiInstrumen tidak bertanggung jawab jika timbul masalah dari yang mencoba melakukan modifikasi ini.
pengalaman yang sama, saya jg pernah ganti linkage dengan baud seperti diatas… alhamdulilah ampe sekarang aman2 bae.. baudnya yg stainless yg anti karat…
Eh, kang Izal…
Wah… pernah senasib dong kita ya… hehehe.
Ya betul.. bautnya pake stainless steel 316.
Salam,
TeknisiInstrument
alhamdulillah saya baru kefikiran cara seperti ini, sudah lama saya pengen mengakali lingkage yang sering patah seperti ini, terimakasih kang ade dan akang2 smwanya atas idenya
salam
maman suryaman
Kang Maman,
Alhamdulillah kalo idenya bisa diterapkan.
Salam,
TeknisiInstrument
Alhamdulillah… saya juga pernah mengalaminya… dan cara tersebut terbukti jitu… yg paling kerasa itu menghemat waktu dibandingkan harus order…
Wah… kita senasib donk… boleh di-share donk kalo ada pengalaman lainnya, nanti insya Allah di posting di blog ini.
Salam,
TeknisiInstrument
Kang Eko,
Ternyata pernah juga ya.. hehehe
Salam,
TeknisiInstrument
idem,
hehe
Wah… ternyata banyak temen yang senasib ya… hehehe
Salam,
TeknisiInstrument
ka mf mau tanya?,knpa EP(electronik posditioner saya tidak menimbulkan signal 4~20mA,hanya terbaca 4mA nya saja,,stelah saya beri printah 50% tidak bekerja,knapa demikian,mhon penjalasan nya,trimakasih
Pak Jumadi,
Kalo tidak salah, valve positioner umumnya tidak mengeluarkan sinyal 4-20mA, melainkan menerima sinyal 4-20mA dari controller.
Apakah maksudnya itu valve position transmitter atau memang valve positioner?
Salam,
TeknisiInstrument
Pak,saya mau bertanya,kenapa ya control valve tidak bisa bekerja seperti perintah manual dari controler,(yokogawa351E) padahal, input signal bagus(seirama) dgn set point manual, padahal sudah di check langsung angin di masuk kan (tanpa lewat positioner) controlvalve bekerja bagus,di set berapa pun, perubahan stroke nya cma 1. Cm dari posisi semula.dan itu pada N0 dan NC? Mohon bantuanya,thnkss
Pak Hery,
Salam kenal Pak.
Apakah sudah dicoba di-stroke test dengan sinyal dari luar? Jika belum, coba di-stroke test dulu dengan memberi sinyal dari luar (bukan dari controller)
Apakah control valve-nya sudah dikalibrasi? Jika belum, coba kalibrasi dulu. Kemudian lakukan stroke test lagi setelah kalibrasi.
Salam,
TeknisiInstrument
Terimakasih pak,atas paencerahannya.. Untuk kalibrasi. Positioner itu sendiri ,apa kah perlu alat lagi pak.. Atau bisa dilakukan sendiri?saya sbnarya di bag.turbine uap, tapi menemui kendala spt yang saya ceritakan ,saya kurang paham penyetelan instrumen,,sekali lagi terima kasih… Salam…
Pak Hery,
Positioner-nya merk/tipe apa ya?
Karena, walaupun secara prinsip kalibrasinya sama, namun, teknisnya berbeda-beda, tergantung merk dan tipenya.
Cara termudah adalah dengan mengikuti petunjuk pada manual book-nya
Salam,
TeknisiInstrument
Untuk positioner pakai merk Power Genex type EP linear pak.. Ya sudah saya coba browsing, cman kurang detail, karna tidak ada penjelasan nya di manual book nya.. Sy masih curiga apa ada semacam sistem buka tutup pakai selenoid ya dan selenoid tersebut tidak bekerja,karana input dari controller bagus..wah terimakasih banyak pak sebelumnya
Pak Heri,
Coba buka link manual book-nya, berikut ini:
http://www.power-genex.com/document/english/product/product.php?cc=001004#none
Klik tombol “Manual”, kemudian setelah file pdf-nya terbuka, buka halaman 20. Di situ dijelaskan.
Salam,
TeknisiInstrument
Terimaksih banyak pak,
salam teknik instrument,
ditempat saya posisi bukaan control valve tidak mau buka maksimal sesuai perintah dari control room
contoh ketika diberi perintah buka 75% di Control Room, control valve hanya buka pada 50% saja..
yang saya tanyakan, apa yang menyebabkan control valve mengalami masalah itu dan bagaimana cara mengatasinya ?
terimakasih
Apakah sudah coba di check kalibrasinya? Jika belum, coba check dulu. Yakinkan control valve terkalibrasi dengan benar.
Salam,
TeknisiInstrument
Assalammu’alaikum wr.wb
Kang punya rujukan untuk manual book UF DRY 060
Wa ‘alaikum salam wrwb.
Alat apa dan merk apa itu? Maaf saya nggak familiar.
Salam,
TeknisiInstrument
Selamat siang Pak
Mau tanya bagaimna kriteria lulus/sukses dari function test untuk valve dengan tipe berikut
A. Shutdown valve
B. Blowdown valve
C. Control valve
Mbak Tasya,
Untuk Shutdown dan Blowdown Valve, Tergantung dari perusahaannya menggunakan safety standard mana, karena SDV dan BDV termasuk ke dalam katefory safety equipment. namun secara umum, kriteria function test untuk SDV travelling time dari posisi buka ke tutup tidak boleh lebih dari sekian detik, untuk BDV travelling time dari full closed ke full open tidak boleh lebih dari sekian detik, tergantung dari ukuran valve dan parameter proses lainnya. Untuk control valve, function test-nya mengacu kepada nilai kalibrasinya.
Salam,
TeknisiInstrument