Ada salah satu teman TeknisiInstrument yang membuka diskusi mengenai pressure transducer seperti berikut:
Berikut diskusinya:
TeknisiInstrument menganggap hal ini menarik, mengapa? Silakan disimpulkan 🙂
Pak xxxx (atau ibu, mohon maaf jika salah 🙂 ) << Nama sengaja disamarkan, karena (mungkin) alasan privacy 🙂
Salam kenal kembali.
Menurut TeknisiInstrument , dibilang standar juga tidak. Tergantung dari jenis pembacaan yang diinginkan. Jika pembacaan tekanan yang diperlukan hanya pada local gauge, dan tidak ada device lain yang memerlukan sinyal bacaan tekanan tersebut, maka sebuah pressure gauge (pressure indicator, atau manometer) juga sudah cukup.
Tetapi lain ceritanya jika sinyal bacaan tekanan tersebut diperlukan oleh peralatan lain semisal digital remote indicator, controller, recorder, DCS, PLC dan lain-lain, maka akan memerlukan sebuah alat ukur tekanan yang memiliki kemampuan mengirimkan sinyal bacaan tekanan tersebut. Alat tersebut umumnya disebut pressure transmitter. Yang distandarkan biasanya sinyalnya, umumnya berupa arus listrik dengan kisaran 4-20mA, ada pula yang memakai sinyal tegangan 0-5VDC, 1-5VDC dll.
Alasannya?
Best practice saja. logikanya begini: Jika kita hanya perlu membaca tekanan, maka pressure gauge (manometer atau pressure indicator) saja sudah cukup. Jika kita ingin mengirimkan sinyal bacaan tekanan tersebut ke alat lain semisal controller/recorder, maka kita perlu alat pembaca tekanan yang memiliki kemampuan mengirim sinyal. Jika controller-nya berupa controller elektronik, maka kita perlu alat ukur tekanan yang mampu mengirimkan sinyal listrik/elektronik yang representatif terhadap tekanan yang diukurnya, kemudian kita perlu presure transducer (kebanyakan orang menyebutnya pressure transmitter untuk alat yang bisa mengirimkan sinyal). Dan jika controller kita berupa controller pneumatic, maka kita perlu pneumatic pressure transmitter, bukan pressure transducer.
Jadi semuanya bergantung pada kebutuhan.
Sumbernya dari mana?
Itu haya pendapat TeknisiInstrument, dari berbagai sumber 🙂 , jadi sangat mungkin salah
Salam,
TeknisiInstrument
nyimak kang rada hilap basic instrument heh
Kang Dika,
Terima kasih sudah mampir di blog ini.
Sama, saya juga sambil mengingat-ingat hehe.
Salam,
TeknisiInstrument
assalamu’alaikum wr.wb
mau tanya gan,gimana cara memperbaiki barton cart jika jarumnya ga mau jalan. . .mohon jawabannya gan
Wa ‘alaikum salam wrwb.
Pak Taofik Cityzen, salam kenal.
Apakah sudah diperiksa mekanisme linkage dari sensing element ke pointer (jarum)-nya? Kemungkinan lain adalah sensing element-nya sudah tidak elastis lagi.
Kalau boleh tahu, tipe apa ya barton chart-nya?
Salam,
TeknisiInstrument
TERIMAKASIH ILMUNYA SEMOGA BERMANFAAT
Pak Sugi,
Kembali kasih. Aamiin…
Salam,
TeknisiInstrument
Mas, jika sya menemui sebuah Pressure Gauge, sensing elementnya tdk elastis lgi, apkh mungkin untuk diperbaiki lagi? Dan jika saya melakukn adjustment press. Gauge pda sensing elementnya bkn pda pointer, apkh hal itu akn mempengaruhi standar alat tersbut? Mohon sharingnya mas.. thanks…..:-)
Pak Muhammad,
Salam kenal.
Menurut TeknisiInstrument, jika sensing element-nya sudah berubah bentuk atau tidak elastis lagi, maka pressure gauge tersebut sudah tidak dapat digunakan lagi.
Adjusment/kalibrasi, hanya bisa dilakukan pada adjuster yang telah disediakan oleh manufacturer. Jika kita melakukan adjusment pada titik yang bukan seharusnya, maka karakteristik pressure gauge tersebut sudah diluar design lagi.
Salam,
TeknisiInstrument