Mengganti Packing Set Pada Control Valve: Bagian 3, Tamat (Memasang Packing Set dan back-in-service)

By | 28 November 2010

Setelah packing set lama terlepas dari rumahnya, seperti dikupas pada posting sebelumnya, saatnya kita pasang packing yang beru dan membuat control valve back in service.

Berikut ini tahapanya:

Yakinkan semua part yang akan di reassemble sudah dibersihkan dan terbebas dari kotoran, baik kotoran kasar maupun kotoran halus, kotoran kasar seperti gram dll, kotoran halus seperti grease dll.

Masukkan packing spacer, packing set dan packing nut secara berurutan pada rumahnya di dalam bonnet assy.

Masukkan terlebih dahulu packing spacer pada tempatnya.

01. Memasukkan packing sapacer

01. Memasukkan packing sapacer

Perhatikan susunan packing set, tidak boleh terbalik, silakan mengacu pada manual book masing-masing.

02. Susunan packing set

02. Susunan packing set

Dengan dorongan tangan saja, seharusnya packing set sudah bisa masuk ke dalam lobang bonnet.

03. Packing set masuk ke dalam bonnet

03. Packing set masuk ke dalam bonnet

Berikutnya, masukkan packing nut ke dalam lobang bonnet, sedikit ketokan palu mungkin diperlukan agar nut bisa duduk dengan sempurna, namun jangan diketok terlalu keras. Pelan-pelan saja…

04. Memasukkan packing nut

04. Memasukkan packing nut

Packing set pun akhirnya sudah bisa masuk ke dalam lobang bonnet, lengkap dengan packing spacer dan packing nut-nya.

05. Packing nut masuk

05. Packing nut masuk

Langkah berikutnya adalah memasang valve plug ke dalam lobang bonnet yang sudah dipasangin packing set. Lakukan langkah ini dengan hati-hati, jangan sampai ulir drat pada plug rusak, atau jangan sampai ulir tersebut merusak bagian packing yang baru saja kita ganti.

06. Memasukkan plug ke dalam bonnet ber-packing

06. Memasukkan plug ke dalam bonnet ber-packing

07. Bonnet dengan Valave plug

07. Bonnet dengan Valave plug

Setelah plug bisa terpasang di dalam bonnet, langkah berikutnya adalah memasang bonnet assy yang telah lengkap dengan packing set dan valve plug ke dalam valve body.

08. Bonnet duduk di atas valve body

08. Bonnet duduk di atas valve body

Setelah bonnet bisa duduk di atas valve body, kencangkan baut pengikatnya dengan ukuran torsi tertentu sesuai dengan spesifikasi yang tertera di dalam manual book. Jangan lupa pula, sebelum memasang mur pada baut pengiktanya, lumuri baut pengikat tersebut dengan anti-seize, agar suatu saat kita membuka kembali bonnet assy, baut dan mur-nya tidak berkarat dan sulit dibuka.

09. Mengencangkan bonnet dengan kunci torsi

09. Mengencangkan bonnet dengan kunci torsi

Setelah bonnet terpasang pada valve body, dan dikencangkan dengan torsi sesuai spek, maka langkah berikutnya adalah memasang aktuator. Lakukan dengan hati-hati, lakukan langkah kebalikan dari langkah pembongkaran seperti diulas pada posting sebelumnya.

10. Memasang aktuator

10. Memasang aktuator

Saat memasang aktuator, jang lupa untuk memasukkan packing flange terlebih dahulu sebelum jarak antara actuator shaft dengan valve stem, kalau terlewat, maka akan ribet, karena haru membingkar kembali actuator.

11. Memasang packing flange

11. Memasang packing flange

Langkah berikutnya adalah memasang packing clamp, yang mengikat actuator dengan bonnet. Kencangkan sesuai dengan torsi yang tertera di dalam maintenance manual book.

12. Memasang packing clamp

12. Memasang packing clamp

Setelah packing clamp terpasang, pasang baut pengikat packing flange, kencangkan dengan torsi sesuai dengan yang tertera di dalam maintenance manual book.

13. Packing flanege dan clamp terpasang

13. Packing flanege dan clamp terpasang

Kemudian, stel jarak antara actuator shaft dengan valve stem, sesuai dengan jarak yang pernah diukur saat pembongkaran, seperti pada posting sebelumnya.

14. Menyetel jarak antara actuator shaft dengan stem

14. Menyetel jarak antara actuator shaft dengan stem

Setelah ukurannya sesuai, selipakan benda diantara actuator shaft dan valve stem yang seukuran dengan jarak yang telah distel tadi, bisa berupa obeng, atau perkakas lain yang bisa membantu, sayang sekali gambarnya tidak tersedia. Setelah terganjal, lakukan full stroke (jika valve-nya ATC, atau minimum stroke jika valve-nya ATO), dengan cara mengatur tekanan supply yang masih memakai regulator sebagai bypass positioner, seperti diulas pada posting sebelumnya. Setelah itu, pasang stem clamp, yang juga berfungsi sebagai actuator indicator. Lakukan langkah ini saat stem berada pada posisi minimum (full close) dan stem indicator harus menunjukkan pada posisi 0%.

15. Memasang stem clamp

15. Memasang stem clamp

Kemudian, pasang semua aksesoris yang digunakan, seperti stem linkage, positioner, air supply dan lain-lain seperti keadaan semula.

16. Semua aksesori terpasang

16. Semua aksesori terpasang

Setelah semua aksesoris terpasang, lakukan stroke test berulang-ulang, untuk melancarkan pergerakan stem dan memposisikan packing assy yang berada di dalam bonnet, sehingga bisa melakukan tugasnya dalam melakukan sealing terhadap media proses. Kemudian lakukan kalibrasi agar control valve bisa bekerja sesuai dengan yang diperintahkan.

17. Melakukan kalibrasi

17. Melakukan kalibrasi

Setelah terkalibrasi, jika memungkinkan, lakukan kembali stroke test pada saat valve bertekanan. Untuk melakukannya, buka isolation valve pada sisi upstream-nya, sehingga valve bertekanan. Hal ini dilakukan untuk menguji kebocoran packing assy yang baru saja kita ganti. Setelah yakin bahwa packing tidak bocor, lakukan loop check dengan cara memberikan sinyal perintah buka/tutup dari control room. yakinkan bahwa valve bisa beroperasi sebagaimana mestinya. Untuk mengoperasikan kembali control valve, ikuti prosedur de-isolasi dan pelepasan LOTO yang berlaku. Dan yakinkan PTW di-close.

Sekarang control valve sudah bisa beraksi lagi…

18. Back in service

18. Back in service

===mengganti packing set, TAMAT===

Disclaimer:

Tulisan ini bukan merupakan panduan praktek, hanya tulisan praktis yang menggambarkan pekerjaan seorang Teknisi Instrument, TeknisiInstrument tidak bertanggung jawab jika  terjadi hal-hal yang tidak diinginkanyang ditimbulkan dari tulisan ini. Silakan merujuk kepada Maintenance Instruction Manual masing-masing valve yang Anda kerjakan.

 

18 thoughts on “Mengganti Packing Set Pada Control Valve: Bagian 3, Tamat (Memasang Packing Set dan back-in-service)

  1. mamet

    Salam kenal Pa.TeknisiInstrument…
    saya mau bertanya ne pa, saya baru mengenal PLC Allen bradley SLC-500,saya coba membuat suatu program, kemudian saya verify untuk file projectnya,semuanya ok,tidak ada yang error….
    akan tetapi, begitu saya mencoba test running di SLC-500 emulator,keluar tampilan ” This SLC500 program must be compiled before it can be emulated” maksudnya harus dikompilasi itu gimana pa???apa yang kurang di file project yang saya coba buat??

    terimaksih,pa. teknisiinstrument.

    Reply
    1. TeknisiInstrument Post author

      Salam kenal juga Pak Mamet.
      Senang nich tambah teman.

      Sudah coba “Verify Project”? dari menu Edit->Verify Project.

      Kalo saya nggak salah, verifikasi itu ada 3, yaitu, verifikasi untuk rung, file (sub rutin) dan project yaitu verifikasi untuk keseluruhan project.

      coba verifikasi satu-satu:

      1. Verifikasi Rung:
      setelah dibuat atau di edit, klik kanan pada nomor rung, kemudian klik “Verify Rung”, menu ini akan di-disable jika rung sudah OK.

      2.Verifikasi File dan Project:
      Dari menu Edit, klik Verify File / Verify Project.

      Yakinkan kalau driver untuk emulator sudah dikonfigurasi.

      Jangan lupa pula untuk men-setting processor node, jangan sampai ada address yang sama dengan yang sudah di-emulasikan.

      Apakah bapak Pake RSLogix Emulate500?
      Tips dari saya, untuk coba-coba di emulator ini, buat konfigurasi I/O dengan satu buah DI module dan satu buah DO module, kemudian buat rung sederhana saja, satu buah rung dengan satu input dan satu output, kemudian coba download ke emulator dengan ladder sederhana tadi. Jika download berhasil dan bisa di-run, baru kita tambah program-nya.

      Semoga membantu.

      Salam,
      TeknisiInstrument

      Reply
  2. dika

    salam kenal kang….

    mau tanya kenapa packing set ya di ganti apa karna bocor atau keluar gas dari stem ya? karna di tempat saya kerja control valve ya banyak yang bocor di deket bonnet y? ( keluar gas)

    mohon penjelasan ya kang

    km32

    Reply
    1. TeknisiInstrument Post author

      Salam kenal juga Kang Dika,
      Terima kasih sudah mampir di blog ini.
      Packing set itu terpasang di dalam bonnet, packing set berada di antara lower stem dan bonnet, fungsinya untuk melakukan sealing agar tidak terjadi kebocoran pada celah di antara lower stem (atau batang plug) dengan bagian dalam bonnet. Karena stem itu bergerak secara terus menerus tergantung dari sinyal, maka biasanya packing set merupakan komponen yang paling gampang aus atau rigid/kaku. Kalau yang kebocoran yang dimaksud oleh Kang dika adalah pada celah antara bonnet dan valve body, kemungkinan yang rusak adalah bonnet gasket, bonnet gasket berfungsi untuk melakukan sealing antara bonnet dengan valve body.

      Mungkin bisa lebih jelas, kebocoran pada bonet itu di sebelah mana, mungkin bisa didiskusikan

      Salam,
      TeknisiInstrument

      Reply
  3. dika

    makasih kang atas penjelasan ya. saat membantu…

    semoga gx bosan bosan ya membagi ilmu instrument ya

    km 32

    Reply
    1. TeknisiInstrument Post author

      Kembali kasih Kang Dika, senang bisa berdiskusi.

      Salam,
      TeknisiInstrument

      Reply
  4. roni

    salam kenal kang
    kang, tolong di share juga donk bagaimana caranya calibrasi control valve menggunakan hrt communicator

    makasih

    salam

    Reply
    1. TeknisiInstrument Post author

      Salam kenal juga Kang Roni. Insya Allah kita susun dulu deh. Makasih udah berkunjung. Dan makasih juga atas inputnya.

      Salam,
      TeknisiInstrument

      Reply
  5. Aang Junaidi

    Salam kenal mas…,
    Blognya bagus..mohon izin untuk baca-baca dan download..
    Saya baru mau belajar Instrument…

    Reply
    1. TeknisiInstrument Post author

      Salam kenal kembali Pak Aang,
      Terima kasih atas kunjungannya.
      Silakan download/copy/paste jika memang berguna.
      Sama, saya juga masih belajar instrumentasi Pak.
      Mari kita sama-sama belajar…

      Salam,
      TeknisiInstrument

      Reply
  6. uzie

    Assalamu’alikum kang…
    punten mau minta saran…
    kang di tempat kerja saya ada kontrol valve yang jika di posisi 100% atau 0% dia akan steady (diam).. tapi jika dia di posisi antara 0-100% maka akan fluktuaktif.. kira2 kenapa ya kang?… dan langkah2 apa yang harus dilakukan agar kontrol valve-nya jadi steady…
    hatur nuhun sateuacanna…
    assalamu’alaikum…

    Reply
    1. TeknisiInstrument Post author

      Wa’alaikum salam wrwb.
      Pak Uzie,
      Apakah control valve yang fluktuatif tersebut terjadi saat dilakukan stroke test atau saat loop online? Alias control valve sedang diperintah oleh controller?

      Jika fluktuatif tersebut terjadi pada saat control valve sedang diperintah oleh controller, mungkin bisa diperiksa loop tune-nya, dan dilakukan tunning seperlunya.

      Jika fluktuatif tersebut terjadi saat dilakukan stroke test, bisa dicoba dengan memperkecil amplifikasi/gain (menurunkan respon) pada positioner-nya. Atau bisa saja jika actuatornya berupa diafram, terjadi kebocoran pada diafram-nya.

      Salam,
      TeknisiInstrument

      Reply
      1. uzie

        terima kasih atas penjelasannya kang… punten ngarepotkeun kang… ^_^

        Reply
        1. TeknisiInstrument Post author

          Kembali kasih.
          Apakah masalahnya sudah terpecahkan?

          Salam,
          TeknisiInstrument

          Reply
  7. TeknisiInstrument Post author

    Syukur lah…. kalau sudah terpecahkan.

    Salam,
    TeknisiInstrument

    Reply

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

*